Jumat, 15 Agustus 2014

Korban Modus Pembegalan Part 2

Hmm...

Sialnya ketika kabur dan turun ke lantai bawah, Reza malah menggunakan lift yang sedang di perbaiki, dia berada di dalam lift sendirian. Tiba-tiba liftnya berbunyi sangat kencang sekali dan pintunya pun tidak terbuka. Reza pun semakin panik, apalagi setelah baca intruksi tulisan di dalam lift.

Instruksinya begini:
{Jika anda tejebak dalam lift haraplah tenang.. cari tombol rahasia di pojok kanan atas.. jika tidak ketemu, yah maaf namanya juga rahasia.. gak semua orang boleh tau rahasianya.}

Memang cukup menggemaskan untuk disundul intruksi seperti itu, tapi disaat panik gak ada lagi yang lucu kecuali, ketika pintu lift kebuka ada Raditya Dika lagi cebokin anak buaya.

Alhamdulillah... 
Semenit kemudian, Reza mulai tenang dan senang karena datang petugas cantik yang menolongnya, petugas itu menggunakan baju office girl bewarna biru kelabu, matanya pun bersinar sehingga menimbulkan kabar gembira untuk kita semua, petugas tadi kini banyak  ekstraknya (menggunakan nada seperti di iklan). Apalagi setelah petugas cantik itu memegang dan menarik tangan Reza dengan kencang, membuatnya tersenyum dan merasakan sesuatu aneh <> *burung pribadinya Reza menjadi tegang. Kemudian Reza teringat bahwa sekarang dia lagi dalam posisi kabur dan meninggalkan Leman di tempat tadi.,,, *burungnya pun melemas.

Setelah Keluar dari rumah makan mirip restoran itu, Reza sedikit kesulitan untuk mencari dan menemukan Leman karena sebab Reza mengumpat terlalu jauh. Satu lagi masalahnya, Leman tidak punya ponsel untuk dihubungi. TINUNIT... TINUNIT

Sms masuk dari Aldo sudah lebih dari rukun iman.

'Woy.' - Sms pertama
'Za lo dmna.' - Sms kedua
'Woy bales napa.' - Sms ketiga
'Ya ampun, bales dong Za' - Sms keempat
'Katanya mau ngabuburit!! Nih gue udah ada motor' - Sms kelima
'Bales dund' - Sms ke enam
'Lo marah sama gua ya?' - Sms ketujuh
'Mau gua cium gak?' - Sms selanjutnya

Reza sewot dan membalas 'Dasar homo gila.'

'Hehehe, lagian sih gak dibales'

Sms dari Aldo tidak dia balas lagi. Reza sedang pusing beserta kebingungan, harus pergi kemana lagi dia supaya ketemu sama Leman

 Sms masuk dari Aldo hanya menambah dia menjadi bingung saja. Maka seringkali Reza mengabaikan sms Aldo yang menurutnya hanya spam. Dan haram hukumnya untuk di bales. Tapi entah mengapa sms dari Rapit selalu dibales Reza dengan cepat walaupun sama percis dengan sms Aldo. Memang sih, Aldo kemarin baru aja nembak Ira. Mantan pacarnya Reza. Reza menjadi cemburu, apalagi setelah dia tau kalo akhirnya mereka berdua jadian.

Sedikit kenangan teringat oleh Reza, betapa lucu dan lugunya Ira itu. Apalagi waktu Ira baru pulang dari sekolah dengan wajah yang bingung. Lalu dia menelpon Reza dengan pembicaraan yang tidak sewajarnya ditanyakan kepada pacar."

Ira: "Sayank.."

Reza: "Iyah ada apa yank?"

Ira: "Kok tadi di sekolah teman-teman laki ngeliatin kolong meja tempat aku duduk, kenapa ya ?"

Reza: "Biasanya sih anak laki-laki kalau ngeliatin kolong meja yang didudukin anak perempuan mungkin mereka ngintipin celana dalam Kamu."

Ira: "Ngintipin celana dalam? Waaah untung aku tadi lupa pake celana dalam yank..

Reza: "?? Yang bener yank.. *langsung muntah". Reza shock berat "Yank, kenapa gak sekalian aja telanjang? Biar anak laki-laki yang ngintipin kaga kesusahan." Hati Reza terbakar, Mulai panas.

Ira : "Emang gapapa yang kalo kesekolah sambil telanjang?"

TIT.. 
Reza pun mematikan teleponnya.

Semenjak pembicaraan itu Reza mulai menjauhi Ira, karena dia sudah tidak sanggup menghadapi kelakuan Ira.

 Memang Ira bukanlah tipe cewek pilihan Reza, dan Ira juga cocok sekali dengan Aldo. Dalam hal rada-rada.

Balik lagi ke LEMAN...

Setelah nanya sini nanya situ, akhirnya Reza berhasil menemukan alien yang hilang (Leman). Ternyata dia lagi duduk di dekat anak-anak yang sedang latihan marawis sambil memegangi dua botol minuman. 

"Lemann." Reza memanggil dan berlari kearah Leman.

"Lo kemana aja, Za." Sambil memberikan satu botol minuman yang sedang dipegangnya. "Gua tadi mau nyariin lo, tapi gua udah terlanjur ngeliat marawis. Jadi males deh ,, hehe."

Reza menegur anak-anak marawis dan ingin meminjam satu alat marawis.

"Bro gua minjem marawis dong, bentar," kata Reza ke anak matawis.

"Buat apa?" Tanya salah satu anak marawis.

"Buat diadu ke muka temen gue"

Leman memegangi mukanya, takut keadu sama marawis. 


Selanjutnya Reza melihat-lihat sebuah toko di depannya sambil mencari jam. Ketika menemui jam yang dicarinya,  Jarum panjang berpindah ke angka dua belas. Pukul empat sore tepat. Reza mengambil ponselnya, dan meng- sms beberapa temannya untuk menjemput dia di stasiun serpong. Tibalah Aldo, Rapit, dan Hilmi di depan pintu masuk stasiun. Leman yang melihat langsung memanggilnya dengan keras hingga membuat pita suaranya keluar conge.

“OY, KESINI DONG!!” panggil Leman ke orang yang salah.

“Ngapain man? Kan gua disini.” Tanya Rapit merasa bingung.

“Udah pit biarin aja, ntar juga gue adu mukanya sama marawis” kata Reza sambil melihat ke arah Leman.

Leman memegangi mukanya lagi, takut sewaktu-waktu Reza beli marawis  untuk diadu dengan mukanya.

“Hahaha, parah lu, Za Lagi juga gak ada gunanya sih beli marawis, cuma buat di adu sama muka? Kurang kerjaan." Bales Rapit.

Aldo yang datang dengan membawa minuman pun menawarkan kepada Reza minumannya. Awalnya Reza ingin sekali minum karena capek menemani Leman ke stasiun serpong. Tapi melihat minuman yang dipegang Aldo telah ter0plos dengan ingusnya jadi ngerasa jijik.

“Za. Lo mau minum gak nih.” Aldo menawari  Reza minuman ingus itu.

“Nggak Do. Gue lagi gak haus”

“Demi apa lu, Za? Masa iya kga haus?” sahut Hilmi, langsung merespon sikap Reza.

“Demi instan gue, Mi.” Berusaha melawak sekaligus mengalihkan pembicaraan

“Yaudah, nih pegang dulu aja minumannya. Tapi nanti diminum, ya!!.” Aldo memberikan minuman ingusnya ke Reza.

“I-iiya”

Najis.

~~~
Sekitar setengah jam mereka tertawa bersama di stasiun. Hingga satu hal terlupakan bahwa mereka terkecuali Leman, mau me-ngabuburit  sambil menyambut malam takbiran. Ponsel Reza pun low baterai sehingga dia tidak bisa mengabari orang tuanya, kalau dia mau langsung ngabuburit abis nganter Leman. Kereta pun datang, Leman akan ke jakarta untuk menemui neneknya dan juga silaturahmi atas sebab orang tuanya sudah ada disana.
       Kereta yang di taiki Leman sudah mulai berjalan dengan pelan, datanglah seorang ibu-ibu yang berlari ke samping Reza, Rapit, Aldo, dan Hilmi dengan membawa barang yang cukup banyak dan menggendong bayi. Ibu-ibu itu menanyakan ke Aldo kereta tujuan Jakarta sudah tiba atau belum, Aldo bilang kalau baru aja kereta itu jalan, dan mungkin.....

 omongan Aldo terhenti sejenak  ketika melihat tumpukan pasir ada di atas rel kereta.
   
     Niat awal Aldo adalah membersihkan pasir itu karena mengganggu suasana di stasiun.  Ibu-ibu itu bingung, karena melihat  Aldo menginjak dan memegang  tai kucing.

SIAPA SURUH TUMPUKAN PASIR DI PEGANG?? Memang sebenarnya otak Aldo pernah ketuker sama otak tumbuhan. jadinya, ia ingin selalu bersih di dalam kehidupannya ¥



Bersambung.... 

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Masih sama nih, konyol sih ceritanya, tapi bahasanya coba di revisi lagi deh. Kalau bisa juga ada penjedaan jika sudah berubah moment. thanks good luck!

    BalasHapus
  3. Keren banget cara lu nyambungin cerita.. absurd abis bro :) .. Kayanya lo bakal jadi penulis cerita komedi nih :D

    BalasHapus
  4. Setuju sama komen mbak di atas, jeda antar momentnya kurang, jadi kurang klimak gimana gitu hehe

    Komen gue untuk part ini sama seperti di part 1, diksinya masih kurang. Gue bacanya berasa ngebut, tahu-tahu bersambung aja, padahal inti ceritanya belum gue tangkep.

    Woh, itu terakhirnya ngapa juga maenin pasir di atas rel kereta. Kirain tadinya itu muntahan anak si ibu yang di tutup pasir, eh taunya eek kucing, selamat anda mendapatkan zonk hehe

    BalasHapus

Arsip Blog