Rabu, 13 Agustus 2014

Korban Modus Pembegalan Part 1


~KESENANGAN ITU HANYA SESAAT~

Sore yang cerah itu, Reza terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak dengan iler di seluruh wajahnya. Lalu, dia menuju kamar mandi untuk membersihkan iler yang seperti masker wajah. Dia sendiri kaget melihat masker yang digunakan bewarna putih rada pudar seperti masker bengkuang, lalu dengan kilat iler itu di bersihkan dari wajahnya dan menyatu dengan ingus yang langsung tertelan. Sekeluarnya dari dalam kamar mandi, mamahnya Reza teriak-teriak seperti orang yang bisulnya meledak.

“REZAA! ADA TEMANMU NIH!!!”

“Iya mah, bisa gak tanpa pake toa ngomongnya!”

“KAGA BISAA... SOALNYA MAMAH LAGI LATIHAN, NGANGKHAT LEMARI!!”

“Busyet dah” Reza memegang dan mengusap-ngusap kepalanya, merasa bingung. “Kok mamah makin gajelas gitu sih, kan kemaren udah ngangkat tempat tidur?”

“EYAA SIH, TAPI MAMAH MAU COBA YANG LAIN!”

Reza kasihan melihat kelakuan  mamahnya, karena mukanya yang sedari tadi sudah merah.

“UDAH SANA. ADA TEMAN KAMU YANG NYAMPER TUH”

“Iye udah tau”

Tiba-tiba muncul sesosok makhluk aneh berwajah mirip.....

“Woy,” sosok itu memanggil Reza

“Siapa kamu?”

“Gue Leman, Za.”

Ternyata sesosok makhluk yang tadinya terlihat seperti alien adalah Leman. teman satu sekolahnya Reza.

“Ada apa, Man?”

“Hmm.. Anterin gua pulang yuk”

“Anterin kemana?”

“Ke stasiun Serpong aja, lu mau kan?”

“Ck, di bensinin gak?”

“Seloww, nih liat” Leman membeberkan uang seratus ribuan. Tanda kesombongan. “Sekalian kita jebol puasa”, sambil tertawa girang.

“Gak ah, Man. Gua udah capek.. gara – gara diputusin si Ira gua jadi gampang capek”

“Yaelah, Za. Nanti gua bantuin mamah lo angkat lemari deh. Soalnya gua kasihan ngeliatnya dari tadi.” Leman meledek Reza.

“Yaudah gih bantuin sono, orang mamah gue cuma lagi latihan” Reza mengayunkan tangannya seperti mengusir

Setelah dua menit kemudian, Leman mengetuk pintu kamarnya Reza. Dia tampak seperti orang yang di kejar alien walaupun karena sebab dikira adiknya. Melihat wajah dan tubuh leman yang berlumuran keringat membuat Reza menjadi iba, karena hanya demi dianterin ke stasiun kereta dia sampai bantuin mamahnya Reza latihan ngangkat lemari.

 Reza juga sebenarnya ingin me-ngabuburit atau nyore dengan teman-temannya, kan berhubung hari ini, hari terakhir puasa. Ia tadi juga menghubungi beberapa temannya untuk berkumpul dahulu pada jam yang dia tentuin. Di situ Leman cuma bisa mangap kaya ikan mas minum aer, karena Reza sama sekali tidak menghargai Leman yang sudah membantu mamahnya ngangkat lemari.

Karena merasa kasihan, Reza mengantarkan Leman ke stasiun serpong. ketika terasa mulai lelah, Reza dan Leman di tengah jalan melihat dan beristirahat di rumah makan berlantai dua yang mirip seperti restoran, mereka berdua kebingungan mencari tangga supaya bisa makan di lantai atas. Setelah mendapatkan tempat duduk tiba-tiba datanglah seorang pelayan memberikan menu makanan untuk dipilih dan dipesan. Dan tidak seperti biasanya Leman melihat menu makanan dari kiri ke kanan, karena biasanya Leman selalu melihat menu makanan dari kanan ke kiri, alias liat harganya dulu. Ketika sedang asik melihat menu makanan, datanglah seorang laki-laki membawa sebuah bunga menuju wanita yang duduk di meja sebelah Reza dan Leman. Lalu mulailah pembicaraan para jomblo. Yah benar,, Reza dan Leman.

“Man. Kenapa yah orang harus bawa bunga? Untuk ngajak balikan ke cewe yang dia suka aja kok harus membunuh makhluk hidup. Kenapa keseringan bunga sih?” Reza rada sewot dan melihat sinis ke arah wanita dan laki-laki tadi.

“Yah gatau. Mungkin itu udah jadi budaya warisan nenek moyang kalih, Za.”

“Mungkin sih, tapi kenapa gak bilang dengan cara yang simple? misalnya,‘Sayang, balikan yuk. Nih, bangkai tupai.” Reza pun tertawa sambil menunjuk ke arah wanita dan laki-laki tadi. “Ya khan? Lebih keren gitu dan antimaenstream pula,” makin keras suara ketawa Reza

“I-iya sih, mending kita diem deh, Za. Soalnya kita lagi dipelototin sama orang yang tadi bawa bunga,”

Reza melirik ke arah laki-laki itu, dan langsung keluar keringet dingin beserta upil, gara-gara takut di seret ke aspal dan disuruh jilatin zebra cros sama si laki-laki itu.

"LO TAU KAN KITA HARUS APA?" Reza bertanya dengan nada tingi.

"Tau lah, kabur kan?"

"busyet, atuh gak usah diomongin juga kali, Man." Reza mulai panik "Tunggu bentar disini ya, Man."

Reza pun berlari menuju ke lantai satu dan meninggalkan Leman karena dia langsung panik ketakutan, ternyata Reza lari meninggalkan uangnya di meja  rumah makan tadi.



Bersambung...

8 komentar:

  1. Konyol juga nih cerita, lanjutannya begimana ya? :D

    BalasHapus
  2. Bentar lagi kok,, mau cek typo dlu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Absurd banget gan (y)

      -Nih bangkai tupai :D

      Hapus
  3. Lucu banget tulisan-tlisannya, tapi ngeselin pake di bikin bersambung

    #jadipenasaran

    BalasHapus
  4. Jujur yaa, menurut saya cukup bagus, tetapi coba deh di revisi lagi ada beberapa kalimat yang menyatu seperti interaksi verbal. good luck!

    BalasHapus
  5. Cerita lo Konyol banget bro, memang absurd kaya tema blognya.

    Tapi sayang, seharusnya cerita dimulai dari satu hari sebelum bangun tidur biar lebih seru (y)

    BalasHapus
  6. Hmm, cerita komedi ya...

    Ide ceritanya sih lumayan, tapi cara penyampaiannya masih kurang. Kalimat-kalimatnya terlalu to the point, istilahnya asal tabrak gitu aja. Kalau bahasanya halusnya kurang diksi, jadi datar datar aja, sorry.

    Saran sih coba lebih di maenin diksinya. Yah, biar tulisannya lebih terasa nyata meskipun ini fiksi komedi. Gue tahu bikin cerita komedi itu gak gampang, secara sense of humor tiap orang itu beda.

    Tapi seenggaknya ceritanya rapih dulu deh. Yah, bukannya cerita lo gak rapih, kata-katanya sih udah lumayan rapih. Tapi ya itu tadi, kurang diksi. Cerita lo kaya lagi baca dialog gitu, jadi kesannya buru-buru gitu.

    Seenggaknya kalau maen diksi, feel ke pembaca pasti lebih ngena.

    Itu aja deh kritiknya, sorry ya kalau kesannya menggurui, tapi ya emang itu pendapat gue hehehe

    BalasHapus

Arsip Blog